Referral Banners

Selasa, 20 Januari 2009

Nasehat Pasca Haji

Segala puji bagi Allah I yang telah menunjukkan jalan yang lurus kepada
hamba-hamba-Nya, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi r,
pemilik telaga dan kedudukan yang agung, demikian pula keluarga, sahabat, dan
orang-orang yang mengikuti mereka kepada jalan yang lurus, wa ba'du:
Wahai saudaraku yang telah melaksanakan haji:
Apabila para jama'ah haji telah berniat untuk pulang kembali menuju tanah
airnya, mereka akan teringat bapak, ibu, istri, anak, dan saudara, sehingga ia
membawakan hadiah untuk mereka. Barang siapa yang memiliki harta berlimpah, ia
akan membawa berbagai macam barang untuk diperdagangkan, orang yang berhaji
diperbolehkan untuk melakukan hal tersebut berdasarkan firman Allah I:
" لَیْسَ عَلَیْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَبْتَغُوا فَضْلاً مِّن رَّبِّكُمْ فَإِذَآ أَفَضْتُم مِّنْ عَرَفَاتٍ فَاذْكُرُوا اللهَ عِندَ الْمَشْعَرِ الْحَرَام وَاذْكُرُوهُ كَمَا ھَدَاكُمْ وَإِن كُنتُم مِّن قَبْلِھِ لَمِنَ الضَّآلِّینَ "
"Tidak ada dosa bagimu mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari
Rabbmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berzikirlah kepada
Allah di Masy'aril haram. Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah
sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu
sebelum itu benar-benar termasuk orang -orang yang sesat" (QS. Al-Baqarah:
198)

Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata: [Ayat ini merupakan dalil bolehnya
melakukan bisnis bagi orang yang melaksanakan ibadah haji saat berhaji sambil
melakukan ibadah, dan sesungguhnya hal itu bukan merupakan perbuatan syirik
dan tidak pula keluar dari tuntutan keikhlasan yang dibebankan kepadanya, Ad-
Daraquthni rahimahullah meriwayatkan dalam sunannya dari Abu Umamah at-Taimi
rahimahullah: aku berkata kepada Ibnu Umar t: (Sesungguhnya aku seorang lakilaki
yang bekerja di jalur ini (berbisnis), dan orang-orang berkata: Sesungguhnya
tidak ada haji untukmu. maka Ibnu Umar t berkata: Seorang laki-laki datang kepada
Rasulullah r kemudian bertanya kepada beliau seperti apa yang engkau tanyakan,
lalu Rasulullah r terdiam sampai diturunkannya ayat:
[ لَیْسَ عَلَیْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَبْتَغُوا فَضْلاً مِّن رَّبِّكُمْ ]
"Tidak ada dosa bagimu mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari
Rabbmu"
Kemudian Rasulullah r bersabda: "Sesungguhnya ada pahala haji untukmu"

2. Saudaraku yang menunaikan haji: sesungguhnya mengambil dari dunia
sekadar batas kebutuhan tidak akan mempengaruhi keikhlasan, akan tetapi
bagaimana perasaanmu saat meninggalkan tempat-tempat suci tersebut? Apakah
engkau mengetahui wahai saudaraku, bahwasanya Rasulullah r memerintahkan
kepada semua orang agar tidak meninggalkan kota Makkah sebelum melaksanakan
thawaf wada' (thawaf perpisahan)? Dari Abdullah bin Abbas t, ia berkata: [Orangorang
berpaling (meninggalkan kota Makkah) dari segenap penjuru], maka
Rasulullah r bersabda:
" لاَیَنْفِرَنَّ أَحَدٌ حَتَّى یَكُوْنَ آخِرَ عَھْدِهِ بِاْلبَیْتِ "
"Janganlah seseorang pergi (meninggalkan Makkah) sehingga mengakhiri
ibadahnya di Baitullah (thawaf wada')" HR. Muslim
Saudaraku yang menunaikan haji: seperti inilah Rasulullah r memerintah
para sahabatnya saat akan meninggalkan Baitullah yang mulia, yaitu agar mereka
melakukan thawaf perpisahan sebelum meninggalkan kota Makkah, saat itu hati dan
pandangan mata mereka telah dipenuhi keagungan Baitullah tersebut–semoga Allah
I menambah kemuliaannya-.
Dan anda wahai saudaraku: apakah yang anda rasakan saat bersiap-siap
untuk meninggalkan tempat yang suci tersebut?
Saudaraku: tidak diragukan lagi bahwa meninggalkan tempat yang suci
tersebut terasa sangat berat di hati, terutama jiwa yang ikhlas karena Allah I saat
menunaikan ibadah haji.
Kemudian wahai saudaraku yang menunaikan haji: ingatlah, pada saat
anda meninggalkan Baitullah yang agung, sesungguhnya anda tadinya berada
dalam hari-hari beribadah kepada Allah swt dan musim-musim pendekatan diri
kepada-Nya, dan betapa membahagiakannya saat-saat tersebut, akan tetapi wahai
saudaraku: apakah keta'atan akan menjadi terhenti saat anda pulang menuju tanah
airmu? Dan anda teringat akan dirimu pada saat sedang berada dihadapan Allah I,
disisi rumah-Nya yang agung, juga hari Arafah dan kehebatannya, serta hari-hari
Mina dan keagungannya.
Saudaraku: bagaimana mungkin anda dapat menggantikan kondisimu
dengan yang lain? Oleh karena itu konsistenlah dalam keta'atan, bukalah lembaran
baru dalam kehidupanmu, agar bisa mendapatkan ciri-ciri haji yang mabrur. Al-
Hasan al-Bashari rahimahullah berkata: [Haji mabrur adalah: orang yang

3. melaksanakan ibadah haji pulang dalam keadaan zuhud terhadap dunia dan senang
terhadap akhirat].
Sebagian ulama berkata: Di antara tanda haji mabrur adalah bahwa hal itu
nampak diakhirnya, jika ia pulang menjadi lebih baik dari sebelumnya, diketahuilah
bahwa ia mendapatkan haji mabrur.
Kemudian ada hal lain wahai saudaraku yang telah berhaji: pada saat anda
meninggalkan Baitullah, memohonlah kepada Allah agar ini tidak menjadi saat yang
terakhir bagimu di Baitullah, karena sesungguhnya menyambung keta'atan termasuk
dari sebab-sebab ketetapan (iman dan ibadah), sebagaimana juga bahwa
menyambung kemaksiatan termasuk dari sebab-sebab kesesatan dan
penyimpangan.
Saudaraku: istiqamah anda dalam keta'atan merupakan kunci keberuntungan
untuk hari persidangan besar, inilah Nabi kita Muhammad r pernah ditanya: [Amal
apakah yang paling dicintai oleh Allah?] Beliau menjawab: "Yang terus menerus,
sekalipun hanya sedikit" HR. Muslim
Saudaraku yang telah menunaikan haji: sesungguhnya diantara tanda
keshalihan adalah terus menerus (istiqamah) diatas keta'atan, sekalipun hanya
sedikit. Saudaraku, inilah permata tak ternilai yang aku persembahkan, yaitu:
hendaklah anda memperbanyak amal shaleh, beriltizam dan menekuninya,
janganlah menganggap remeh hal tersebut, semoga Allah I menetapkan husnul
khatimah untukmu, dan memelihara keberkahan hajimu.
Saudaraku: janganlah anda menjadi seperti orang-orang yang tidak pernah
mengingat keta'atan kecuali hanya pada musim-musim tertentu, dan apabila musim
itu telah berlalu, mereka kembali kepada kondisi sebelumnya. 'Alqamah t bertanya
kepada 'Aisyah radhiyallahu 'anha: [Wahai Ummul Mukminin, bagaimana amalan
Rasulullah r, apakah beliau r menentukan hari tertentu (untuk beribadah)?] Ia
menjawab: Tidak, ibadahnya terus menerus, siapakah diantaramu yang mampu
seperti Rasulullah r? HR. al-Bukhari
Muhammad bin al-Qasim meriwayatkan dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha:
bahwasanya apabila dia (Aisyah) mengamalkan sesuatu, ia menekuninya.
Saudaraku yang telah melaksanakan haji: anda harus sabar dalam
keta'atan ketika meneruskan perjalanan hidupmu yang baru, dan bersabarlah pula
dalam meninggalkan maksiat, karena sesungguhnya bersabar dalam melaksanakan
ibadah dan meninggalkan maksiat merupakan tingkatan sabar yang tertinggi,

4. Maimun bin Mihran rahimahullah berkata: [Sabar terbagi dua: sabar atas musibah
merupakan suatu kebaikan, dan yang lebih utama dari hal itu adalah sabar dalam
meninggalkan maksiat].
Dan janganlah anda wahai saudaraku yang melaksanakan haji, termasuk dari
orang-orang yang dikatakan oleh Ibnu al-Qayyim rahimahullah: [Orang-orang yang
tercela adalah mereka yang paling sabar dalam menuruti keinginan hawa nafsu dan
syahwat mereka, dan paling tidak sabar dalam ibadah kepada Rabb mereka, ia
memiliki kesabaran yang luar biasa dalam menuruti keinginan syetan, dan tidak
sabar untuk berkorban dalam beribadah kepada Allah I dalam perkara yang paling
ringan, ia sangat sabar dalam memikul beban yang berat untuk mengikuti hawa
nafsunya agar mendapatkan ridha musuhnya dan ia tidak sanggup menahan sabar
untuk mendapatkan ridha Rabb-nya].
Ia adalah orang yang paling sabar untuk berkorban dalam menuruti kemauan
syetan dan hawa nafsunya, dan paling tidak sabar dalam hal itu kepada Allah I, ini
adalah celaan yang paling besar, ia tidak akan mulia di sisi Allah I dan tidak berdiri
bersama orang-orang mulia saat dipanggil di hari kiamat, yang disaksikan seluruh
umat manusia, agar semua yang berkumpul mengetahui, siapakah yang paling
mulia pada hari ini dan dimana orang-orang yang bertaqwa.
Saudaraku yang telah melaksanakan haji: sesungguhnya kesudahan bagi
orang-orang yang bersabar adalah surga:
" وَالَّذِینَ صَبَرُوا ابْتِغَآءَ وَجْھِ رَبِّھِمْ وَأَقَامُوا الصَّلاَةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاھُمْ سِ  را وَعَلاَنِیَةً وَیَدْرَءُون بِالْحَسَنَةِ السَّیِّئَةَ أُوْلَئِكَ لَھُمْ عُقْبَى الدَّارِ { 22 } جَنَّاتُ عَدْنٍ یَدْخُلُونَھَا وَمَن صَلَحَ مِنْ ءَابَآئِھِمْ وَأَزْوَاجِھِ مْ
وَذُرِّیَّاتِھِمْ وَالْمَلاَئِكَةُ یَدْخُلُونَ عَلَیْھِم مِّن كُلِّ بَابٍ { 23 } سَلاَمٌ عَلَیْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ "
"Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Rabbnya, mendirikan
shalat, dan menafkahkan sebagian rejeki yang Kami berikan kepada mereka,
secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan
kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),
(22) (yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk kedalamnya bersama-sama
dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak
cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari
semua pintu; (23) (sambil mengucapkan):"Salamun 'alaikum bima
shabartum".Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu" (QS. Ar-Ra'ad:22-
24)
Firman-Nya (Salamun 'alaikum bima shabartum), Fudhail bin 'Iyadh
rahimahullah berkata: [Mereka bersabar terhadap apa-apa yang diperintahkan
kepada mereka dan bersabar untuk meninggalkan segala yang mereka dilarang
atasnya].

5. Saudaraku: secara tabi'at jiwa ini menyukai sifat malas dan senang istirahat,
maka janganlah anda menuruti keinginannya, supaya setan tidak mendapatkan jalan
kepadamu. Al-Hasan al-Bashari rahimahullah berkata: [Apabila setan
memperhatikanmu, lalu ia melihatmu tekun dalam keta'atan kepada Allah I, maka
ia menghendaki dan menginginkanmu, tatkala ia melihatmu tekun dalam ibadah,
maka ia jemu dan menolakmu, sedangkan jika anda terkadang seperti ini dan
terkadang seperti itu, niscaya ia sangat berharap padamu].
Saudaraku yang menunaikan haji: ketika datang dari hajimu, maka
sesungguhnya masih dekat masamu dengan ibadah kepada Allah swt, sehingga
apabila anda menyambung perbuatan tersebut maka akan diharapkan adanya
kebaikan padamu, oleh karena itu bersegeralah dengan semangatmu tersebut
sebelum datangnya rasa malas dan jemu, dan apabila anda cenderung kepada rasa
malas, niscaya nafsu ammarah (yang selalu menyuruh berbuat jahat) akan
menguasaimu untuk berbuat keburukan dan anda langsung dikuasai setan,
sehingga sirnalah hajimu bersama tiupan angin, dari Huraisy bin Qais rahimahullah,
ia berkata: [Apabila engkau ingin melakukan suatu kebaikan, maka janganlah
menundanya sampai besok hari, apabila engkau mengerjakan urusan dunia, maka
perlahanlah, dan apabila engkau melaksanakan shalat, lalu setan berkata
kepadamu: (sesungguhnya engkau berbuat karena riya), maka panjangkanlah
shalatmu tersebut].
Saudaraku yang telah berhaji: bersegeralah, bersegeralah, janganlah anda
berkata: Akan saya lakukan, akan saya kerjakan, inilah Tsumamah bin Bajad as-
Salami rahimahullah berpesan kepada kaumnya: [Wahai kaumku, aku
memperingatkan kalian (dari ucapan) saya akan mengerjakan, saya akan shalat,
saya akan berpuasa].
Saudaraku yang telah berhaji: berjuanglah terhadap dirimu, dan janganlah
anda menjadi lemah, sebagaimana ketika berjuang pada hari-hari anda berada di
tempat yang suci tersebut.
" وَالَّذِینَ جَاھَدُوا فِینَا لَنَھْدِیَنَّھُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِینَ "
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar
akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya
Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik" (QS. Al-Ankabuut:
69)
" فَأَمَّا مَن طَغَى { 37 } وَءَاثَرَ الْحَیَاةَ الدُّنْیَا { 38 } فَإِنَّ الْجَحِیمَ ھِيَ الْمَأْوَى { 39 } وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَام رَبِّھِ وَنَھَى النَّفْسَ عَنِ الْھَوَى { 40 } فَإِنَّ الْجَنَّةَ ھِيَ الْمَأْوَى "


6."Adapun orang yang melampaui batas, (37) dan lebih mengutamakan
kehidupan dunia (38) maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).
(39) Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya dan
menahan diri dari keinginan hawa nafsunya (40) maka sesungguhnya
surgalah tempat tinggal(nya)" (QS. An-Nazi’aat: 37-41)
Saudaraku yang telah berhaji: hendaklah untuk tidak meninggalkan
memperbanyak berdo'a kepada Allah swt, agar Dia selalu menetapkan anda dalam
keta'atan, perbanyaklah untuk memelas dan menghadap Allah, agar Dia meluruskan
langkahmu dan anda senantiasa menjalani jalur agama-Nya yang benar. Rasulullah
saw memperbanyak do'a kepada Allah swt agar menetapkannya di atas agama-Nya,
Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha ditanya tentang do'a terbanyak yang dilakukan
oleh Nabi saw, ia menjawab: [Kebanyakan doa beliau saw “Wahai Dzat Yang
membolak-balikan hati, tetapkanlah hatiku berada diatas agama-Mu” tatkala ditanya
tentang hal itu? Beliau menjawab:
" إِنَّھُ لَیْسَ آدَمِيٌ إِ  لا قَلْبُھُ بَیْنَ أُصْبُعَیْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمنِ، فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ "
“Sesungguhnya tidak ada manusia kecuali hatinya berada di antara dua jari di antara
jemari ar-Rahman, barangsiapa yang Dia kehendaki maka Dia akan menetapkannya
(diatas kebenaran), dan barangsiapa yang dikehendaki-Nya, maka Dia akan
menyesatkannya (dari jalan kebenaran)” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Abi
Syaibah, Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah. 2091)
Dan dalam satu riwayat: Nabi saw bersabda:
" یَا مُثَبِّتَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِیْنِكَ "
"Wahai yang menetapkan semua hati, tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu"
(HR. Ibnu Majah: Shahih Sunan Ibnu Majah, karya al-Albani: 166).
Wahai saudaraku yang telah berhaji: apabila Nabi saw selalu meminta
kepada Rabb-nya agar menetapkannya di atas agama-Nya, dan beliau telah melihat
dari tanda-tanda Rabb sesuatu yang cukup untuk menetapkan hatinya di dalam
agama Allah swt, maka bagaimanakah dengan kita?!! Inilah anda wahai saudaraku,
berada pada zaman yang banyak sekali fitnah dan sebab-sebab penyimpangan,
pada era yang mungkin saja tidak dapat menemukan para penolong di atas
kebenaran, bahkan apabila mereka melihat anda beristiqamah diatas jalur agama,
mereka akan memperolok dan memperdengarkan kepadamu segala yang buruk,
akan tetapi orang beriman merasa yakin kalau ia berada dalam janji Rabb-nya
sehingga tidak menoleh kepadanya. Oleh karena itu anda wahai saudaraku harus
memperbanyak do'a kepada Allah swt agar menetapkan dirimu berada diatas

7. agama-Nya, jadikanlah do'amu dengan hati yang ikhlas, kenalilah kenikmatan
keta'atan dan berbahagialah dengan kedekatan kepada-Nya, janganlah anda
berdo'a seperti do'anya orang yang lalai, yang tidak memahami apa yang dia
ucapkan, karena sesungguhnya anda wahai saudaraku yang melaksanakan haji,
membutuhkan ketetapan diatas keta'atan kepada Allah swt, sehingga anda dapat
memetik buah hajimu dan merasakan keberkahannya.
Wahai saudaraku yang melaksanakan haji: ada persoalan penting yang
ingin saya sebutkan bersamaan dengan kepulangan anda menuju tanah airmu,
yaitu: janganlah anda memandang terhadap diri sendiri seperti pandangan orangorang
yang tertipu, yaitu orang-orang yang apabila mengerjakan sedikit saja
keta'atan, mereka akan menganggap diri mereka seolah-olah manusia paling mulia
dimuka bumi, akan tetapi: lihatlah kepada dirimu dengan pandangan kekurangan,
karena sesungguhnya sebanyak apapun amal shalih yang anda kerjakan, maka ia
tidak bisa digunakan untuk mensyukuri kenikmatan terkecil yang Allah anugerahkan
terhadap anda. Apabila anda ingin mengetahui tentang keadaan orang-orang shaleh
setelah mereka melaksanakan ibadah, maka renungkanlah bersama saya tentang
cerita-cerita mereka, agar anda dapat mengetahui bahwa hamba-hamba Allah swt
yang ikhlas selalu mengakui kekurangan. Inilah Abu Bakar ra setelah memangku
jabatan khalifah, ia menyampaikan pidatonya yang terkenal setelah pelantikan
dirinya: [Wahai manusia, aku telah diangkat sebagai pemimpin kalian, sedangkan
aku bukanlah yang terbaik diantara kalian...”
Al-Hasan al-Bashari rahimahullah berkata: [Bahkan, demi Allah, dia (Abu
Bakar ra) adalah yang terbaik diantara mereka, akan tetapi orang beriman selalu
mengakui kekurangan atas dirinya sendiri].
Muhammad bin ‘Atha menceritakan kepada kita: [Aku sedang duduk bersama
Abu Bakar ra, lalu ia melihat seekor burung, kemudian berkata: [Alangkah
beruntungnya engkau wahai burung, engkau makan dari pohon ini, kemudian
engkau mengeluarkannya (buang air), kemudian engkau tidak menjadi sesuatu,
tidak ada hisab atasmu, aku ingin menjadi sepertimu]. Aku berkata kepadanya:
[Apakah anda mengatakan hal seperti ini, sedangkan anda adalah orang terdekat
dengan Rasulullah saw?!!].
Inilah al-Faruq Umar bin Khaththab ra berkata: [Jikalau penyeru berseru dihari
kiamat: (Wahai sekalian manusia, masuklah ke dalam surga kecuali satu orang),
niscaya aku menduga bahwa satu orang itu adalah aku].

8. Wahai saudaraku yang melaksanakan haji: inilah Rasulullah saw
mengajarkan kepada kita bagaimana cara untuk beribadah kepada Allah swt, Beliau
beribadah di malam hari hingga bengkak kedua kakinya, apabila mereka bertanya
akan hal tersebut, beliau akan menjawab:
" أَفَلَا أَكُوْنُ عَبْدًا شَكُوْرًا "
"Apakah aku tidak boleh untuk menjadi hamba yang sangat bersyukur?" HR. Al-
Bukhari
Dan Nabi saw bersabda:
" وَاللهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ الله وَأَتُوْبُ إِلَیْھِ فِى الْیَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِیْنَ مَرَّةً "
“Demi Allah, sesungguhnya aku meminta ampun dan bertaubat kepada Allah swt
dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali" HR. al-Bukhari
Bagaimana pendapatmu wahai saudaraku, apabila Rasulullah saw yang
padahal Allah swt telah mengampuni dosanya yang terdahulu dan yang akan
datang, sedangkan beliau beribadah kepada Rabb-nya dengan cara seperti ini,
pantaskah bagi seseorang setelahnya untuk mengatakan: Aku telah beribadah
kepada Allah swt dengan sebenarnya?!!
Wahai saudaraku: tekanlah nafsumu dengan sebenarnya niscaya ia menjadi
lurus untukmu, dan apabila anda memandang kepadanya dengan pandangan
sempurna, niscaya ia akan menjadikanmu lalai sehingga kekurangan dalam
menunaikan kewajiban akan memasukimu.
Kemudian wahai saudaraku yang telah berhaji: aku akan menunjukkan
kepadamu obat mujarab untuk mengobati penyakit malas dalam melaksanakan
rutinitas keta'atan, apabila anda mengambilnya niscaya ia akan memberikan
pengaruh yang mengagumkan. Tahukah anda obat apakah itu? Sesungguhnya ia
adalah kematian, ingatlah wahai saudaraku, sesungguhnya anda akan berangkat
meninggalkan dunia ini menuju suatu negeri yang akan dibalas padanya orangorang
yang berbuat baik dan yang berbuat jahat, apabila anda menginginkan untuk
terus merasakan berkah hajimu, maka ingatkanlah dirimu dengan kematian, karena
sesungguhnya ia pada saat itu akan segera untuk melaksanakan amal shalih dan
giat dalam beribadah kepada Allah swt, inilah Nabi saw mengajarkan kepada
Abdullah bin Umar ra tentang obat yang mengagumkan ini, beliau memegang
bahunya dan bersabda kepadanya:
"
كُنْ فِي الدُّنْیَا كَأَنَّكَ غَرِیْبٌ أَوْ عَاِبرُ سَبِیْلٍ "

9.“Jadikanlah dirimu di dunia ini bagaikan orang asing atau yang sedang menyebrang
jalan”
lalu Ibnu Umar ra berkata: [Apabila engkau berada di sore hari, maka janganlah
menunggu hingga pagi, dan apabila engkau berada di pagi hari maka janganlah
engkau menunggu hingga sore, ambilah kesempatan sehatmu untuk saat sakitmu,
dan ambilah kesempatan hidupmu untuk saat matimu]. HR. al-Bukhari
Iman an-Nawawi rahimahullah berkata: [Pengertian hadits tersebut adalah:
janganlah engkau cenderung kepada dunia, dan janganlah engkau jadikan dunia
sebagai tanah airmu, janganlah engkau berbicara kepada dirimu untuk dapat hidup
kekal padanya, dan janganlah engkau bergantung darinya dengan apa-apa yang
tidak dilakukan oleh orang asing (pengelana) yang tidak bergantung kepada selain
tanah airnya].
Saudaraku: Hasan al-Bashari rahimahullah berkata: [Bersegerah,
bersegeralah, sesungguhnya itulah napasmu, jika telah dihisab niscaya ia akan
terputus darimu amal ibadahmu yang dengannya kamu mendekatkan diri kepada
Allah swt, semoga Allah swt memberikan rahmat-Nya kepada seseorang yang
merenungkan dirinya dan menangisi dosanya, kemudian ia membaca firman Allah
swt:
" إِنَّمَا نَعُدُّ لَھُمْ عَ  دا "
"karena sesungguhnya Kami hanya menghitung datangnya (hari siksaan)
untuk mereka dengan perhitungan yang teliti" (QS. Maryam: 84), Kemudian ia
menangis dan berkata: [Saudaraku, hitungan: keluarnya ruhmu, hitungan terakhir:
engkau berpisah dengan keluargamu, hitungan terakhir: masuknya engkau ke dalam
kuburmu].
Saudaraku yang telah melaksanakan haji: Inilah Umar bin Abdul Aziz
rahimahullah berkata: [Kematian ini menahan penduduk dunia dari kenikmatan dunia
dan perhiasaannya yang mereka nikmati, sehingga tatkala mereka dalam keadaan
seperti itu kematian datang menjemputnya, maka celaka dan merugilah orang yang
tidak takut mati dan tidak mengingatnya di saat senang sehingga dapat memberikan
kebaikan yang akan didapatinya setelah ia meninggalkan dunia dan para
penghuninya]. Kemudian ia (Umar bin Abdul Aziz) dikalahkan oleh tangisnya dan
berdiri.
Saudara-saudaraku, sampai kapankah anda akan menunda amal, merasa
tamak dalam mencapai angan-angan, tertipu oleh kesempatan serta melupakan
serangan kematian? Ketahuilah bahwa apa saja yang anda lahirkan adalah untuk

10. tanah, apapun yang anda bangun adalah untuk kehancuran, apa saja yang anda
kumpulkan adalah untuk kesirnaan, dan apapun yang anda perbuatan akan tetap
tersimpan dalam kitab catatan amal hingga hari penghitungan.
Saudaraku yang telah melaksanakan haji: aku telah memaparkan
kepadamu apa yang tersimpan dalam sanubariku, dan aku telah memberikan
kepadamu hadiah yang berharga ini, maka renungkanlah ia, kemudian aku
memohon kepada Allah swt agar menetapkan aku dan juga anda diatas agama-Nya
yang benar, serta memberikan kepadaku dan juga anda kebahagiaan di dunia dan
akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar